Sunday 6 February 2011

Coffee Story


Entah kenapa akhir-akhir ini saya jadi sukaaa banged nulis sajak tentang kopi atau apapun yang berbau-bau kopi... Is it strange, guys? Ehmmm...maybe yes because i dont like coffee before... But the fact is coffee was driving me crazy... Kopi ternyata memberikan ruang pikir berbeda bagi otak saya. Ibaratnya kalau biasanya pikiran saya hanya seluas lapangan tenis tapi gara-gara kopi sekarang jadi seluas lapangan sepak bola...^__^
Yap...kopi seperti teman yang sungguh mengerti hati saya, perasaan saya, pikiran saya.
Kopi telah menjadi penenang kegundahan saya. Kegundahan yang tak jua kunjung hilang dan terus bersemayam dalam benak saya...
Hufh...i'm tired guys.. Love always hurt me. I think it's difficult to find someone who understand me...

Secangkir kopi pahit di hadapanmu mungkin bisa mewakili perasaanku kini

Secangkir kopi dan gerimis hari jumat, aku makin sekarat

Ini secangkir kopi hitam pekat, semoga membuat kelopakku terjaga. Karena aku takut pejamku membawa parasmu kembali...

Secangkir kopi ini kuseduh dengan linangan airmata

Pada secangkir kopi ini, aku menyeduh rindu.....

As many times as I blink, I'll think of you. Oh, Baby..I wish you were here with me enjoying a cup of coffee....

Aku masih di sini, menunggumu di teras ini ditemani secangkir kopi....

Ingin aku menjadi secangkir kopi itu. Terdiam di sudut mejamu, nanar menatap angkuhmu...

No comments:

Post a Comment