Tuesday 26 October 2010

Menatap Mereka

Tadi pagi ketika saya tengah berada di dalam metromini yang membawa saya menuju tempat kerja, tak sengaja saya melihat begitu banyak hal yang membuat hati saya miris. Entah, mungkin karena pagi ini hati saya sedang mellow gara-gara memikirkan nelangsanya hidup saya tadi malam.
Pertama saya melihat seorang bapak pemulung yang sedang duduk di trotoar menatap kosong jalanan ramai di depannya. Entah apa yang sedang dipikirkannya, mungkin pendapatannya menurun atau mungkin karena rumahnya terendam banjir dan sekarang sedang berpikir untuk pindah dari pemukimannya. Sepertinya dia tipe orang yang selalu matang merencanakan sesuatu.
Kemudian seorang mas-mas tentara yang mengikuti seorang wanita, mungkin istri atau pacarnya atau kakaknya atau adiknya, berjalan di trotoar dengan muka masam. Mungkin dia sudah capek mengikuti wanita itu dan ingin segera pulang namun tak berani mengungkapkannya. Mungkin dia tipe pria yang takut istri. Entahlah...
Lalu banyak pedagang-pedagang di sepanjang jalan memanggul barang dagangannya sambil tersenyum ramah ketika berpapasan dengan orang-orang yang dijumpainya. Mungkin dia sedang bahagia karena mendapat kabar istrinya di kampung melahirkan bayi laki-laki yang sehat atau mungkin karena dia memang sosok orang yang murah senyum. Sepertinya dia tipe orang yang pandai menikmati dan mensyukuri hidup. Meskipun beban berat ada di pundaknya tapi dia tetap merasa nyaman dengan semuanya itu. Dia bukan tipe orang pengeluh seperti saya.

Ya, menatap mereka membuat saya mengerti bahwa tiap-tiap manusia diciptakan dengan ciri tersendiri. Dengan sifat masing-masing yang berbeda-beda, dengan tingkah masing-masing yang berbeda. Dan ternyata perbedaan itulah yang membuat dunia jadi lebih indah. Bisa membuat tawa, senyum, kebahagiaan bagi orang-orang yang memahaminya.

Mulai sekarang, mari lihat sekeliling dan temukan kebahagiaan di sana.....

No comments:

Post a Comment